Jumat 30 Januari 2015
21:12
Malam ini hujan.
Teruntuk Bunga Matahari yang kehujanan malam ini. Tertunduk
sayu. Melindungi dirinya agar tidak basah. Agar tetap utuh. Agar masih bisa
bertemu Matahari esok pagi.
Hujan ini semakin deras.
Titik hujan semakin kuat menerpa punggung Bunga Matahari.
Dia tahu, dia harus bertahan. Walau tekadang bulir air begitu kuatnya jatuh
menerpanya. Cuaca dingin ini tak membuatnya kedinginan. Karena selalu ada dalam
pikirannya; Matahari akan bersinar menghangatkannya, besok pagi.
Semalaman hujan turun.
Semalaman pula Bunga Matahari meringkuk. Dia pasti lelah.
Ingin segera berdiri tegak, menghangatkan diri, menatap Matahari. Inilah
kekuatan aneh yang selalu muncul dalam dirinya. Kekuatan untuk membuatnya
selalu bertahan. Agar bisa menatap Matahari, esok hari.
Akhirnya pagi datang.
Hujan sudah berhenti sejak dua jam yang lalu. Digantikan
oleh kabut dingin yang nantinya akan berubah menjadi embun cantik. Yang akan
menjadikan dia lebih cantik dari biasanya. Bunga Matahari kini kembali berdiri
tegak menghadap ke arah timur. Dia akan bertemu dengan Matahari. Yang dipujanya
sejak semalam.
Ternyata matahari tidak bersinar hari ini.
Masih bersisa awan mendung semalam. Menutup Matahari yang
ingin dilihat olehnya. Angin dingin pagi ini menggerakkan Bunga Matahari yang
sudah terlanjur berdiri. Dia menunduk sedikit. Embun cantiknya jatuh. Satu hal
yang dia lihat; Matahari tidak datang pagi ini.
Tidak apa-apa.
Esok pasti kan bertemu lagi.
Untuk aku, dan keinginanku untuk punya kebun bunga matahari.
Antykahfi
No comments:
Post a Comment