Saturday, January 31, 2015

Teruntuk Bunga Matahari.

Jumat 30 Januari 2015
21:12


Malam ini hujan.

Teruntuk Bunga Matahari yang kehujanan malam ini. Tertunduk sayu. Melindungi dirinya agar tidak basah. Agar tetap utuh. Agar masih bisa bertemu Matahari esok pagi.

Hujan ini semakin deras.

Titik hujan semakin kuat menerpa punggung Bunga Matahari. Dia tahu, dia harus bertahan. Walau tekadang bulir air begitu kuatnya jatuh menerpanya. Cuaca dingin ini tak membuatnya kedinginan. Karena selalu ada dalam pikirannya; Matahari akan bersinar menghangatkannya, besok pagi.

Semalaman hujan turun.

Semalaman pula Bunga Matahari meringkuk. Dia pasti lelah. Ingin segera berdiri tegak, menghangatkan diri, menatap Matahari. Inilah kekuatan aneh yang selalu muncul dalam dirinya. Kekuatan untuk membuatnya selalu bertahan. Agar bisa menatap Matahari, esok hari.

Akhirnya pagi datang.

Hujan sudah berhenti sejak dua jam yang lalu. Digantikan oleh kabut dingin yang nantinya akan berubah menjadi embun cantik. Yang akan menjadikan dia lebih cantik dari biasanya. Bunga Matahari kini kembali berdiri tegak menghadap ke arah timur. Dia akan bertemu dengan Matahari. Yang dipujanya sejak semalam.

Ternyata matahari tidak bersinar hari ini.

Masih bersisa awan mendung semalam. Menutup Matahari yang ingin dilihat olehnya. Angin dingin pagi ini menggerakkan Bunga Matahari yang sudah terlanjur berdiri. Dia menunduk sedikit. Embun cantiknya jatuh. Satu hal yang dia lihat; Matahari tidak datang pagi ini.

Tidak apa-apa.

Esok pasti kan bertemu lagi.


Untuk aku, dan keinginanku untuk punya kebun bunga matahari.

Antykahfi


  


No comments:

Post a Comment